BLANTERWISDOM101

Kyai dan Napi

Friday, January 17, 2020
kyai dan napi

Tidak seperti hari biasanya, hari ini ada acara di lapas Sukorame. Ada seorang Kyai Muda datang mengunjungi lapas untuk berdakwah kepada para napi. Acara tersebut bertujuan untuk mengenalkan Islam lebih dalam lagi kepada para napi.

Beberapa napi pun antusias, ada yang minta diajari mengaji, ada yang minta diajari sholat, dan lain sebagainya. Mereka mendengarkan dengan baik ajaran dari Kyai tersebut, berharap mereka bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik usai keluar dari penjara.

Acara pun berjalan lancar hingga suatu saat ada keributan di tengah acara. Ternyata kegaduhan tersebut berasal dari dua orang napi, Sugem dan Jono. Mereka ribut tak karuan membuat seisi lapas memperhatikan keduanya.

"Hahaha, aneh kamu Jon. Masa sholat aja gabisa! Lah terus kamu tiap hari gimana coba. Senam aja jago, masalah sholat malah gak ngerti. Balik aja sono ke SD! Hadeh.. hadeh.." ujar Sugem yang baru tahu jika Jono tidak hafal gerakan sholat.

"Jangan sombong Gem! Gini-gini Aku dulu pernah sholat, cuman sekarang lagi lupa aja.." jawab Jono yang memang benar-benar lupa. Dirinya hanya sholat setahun dua kali di saat hari raya saja. Itupun karena berjama'ah, dirinya bisa gara-gara menengok kanan kirinya.

"Hadeh, tobat kamu Jon! Gini nih kalo sholat cuman 'pernah'. Seingetku juga kamu sholat setahun dua kali aja. Gimana bisa inget kalo gitu caranya." kata Sugem.

"Awas kamu Gem! Malu-maluin aja. Emang kamu berapa kali? Paling cuman 3 kali." balas Jono yang malu mendengar Sugem yang terus mempermalukan dirinya.

"Ets, jangan ngawur kamu Jon! Aku tiap hari sholat Maghrib, gak kayak kamu!" balas Sugem, ternyata Ia juga jarang-jarang sholatnya.

"Halah, paling cuma buat gaya-gayaan aja sholat. Ngaku gak!" balas Jono yang mulai kesal.

"Grrr.. jangan tambah ngawur kamu Jon!" balas Sugem yang juga kesal dengan Jono yang semakin ngawur.

"Sekarang kalo kamu ngerti sholat, Aku kasih pertanyaan. Kenapa kok gerakan sholat kayak gitu! Mulai dari takbir sampe salam!" tantang Jono. Ia sebenarnya hanya mengelak untuk tidak terus menerus mempermalukan dirinya.

Untungnya Kyai Muda itu datang menghampiri mereka berdua untuk memisahkan pertengkaran yang sedang terjadi.

"Eh.. eh.. eh.. ini ada apa kok pada bertengkar. Didiskusikan baik-baik kan enak, gaperlu bentak-bentakan kayak gini" kata Kyai Muda untuk menenangkan keduanya.

"Gini pak Yai, ini si Jono ini jarang sholat. Sholatnya cuman dua kali setahun Yai kan gak boleh gitu. Udah gitu Dia masih ngotot, trus Dia malah tanya ke Saya. 'kenapa gerakan sholat kayak gitu? dari takbir sampe salam'. Kan Saya jadi emosi pak Yai.." jelas Sugem.

"Oalah, gitu aja kok ribut. Ya memang sebagai Muslim kita memang wajib menjalankan sholat, alias kalo tidak sholat ya dosa ditanggung sendiri." Pak Yai menjelaskan dengan tenang.

"Tuh dengerin, Jon!" keras Sugem kepada Jono.

"Iya deh, maaf kalo gitu Gem." Jono mengaku salah di hadapan Pak Yai.

"Oh iya, ngomong-ngomong untuk pertanyaan tadi bagaimana nggeh Pak Yai, Saya jadi penasaran bagaimana jawabannya." lanjut Jono penasaran.

Kyai Muda tersebut sontak diam sejenak. Memikirkan jawaban yang tepat untuk mereka, sebab jika dijelaskan dengan salah akan berbahaya. Namun beliau tidak kehabisan akal untuk dapat menjawabnya.

"Begini, sholat itu menyerahkan diri kita ke Allah SWT. Ibarat kalian itu maling, trus ditangkap Pak Polisi. Pak Polisi minta kalian ngapain pertama?" jelas Pak Yai.

"Angkat tangan, Yai." jawab mereka.

"Nah, sama kalo sholat pun juga. Diawali dengan takbiratul ihram dengan gerakan mengangkat tangan, tanda menyerahkan diri kita ke Allah" jelas Pak Yai bijaksana.

"Oh gitu, paham Yai" jawab mereka sambil menganggukkan kepala.

"Terus Yai, gerakan selanjutnya bagaimana?" lanjut mereka.

Dalam benak Pak Yai, bisa-bisa selesai jika diteruskan sampai salam. Namun kecerdikan Kyai Muda tersebut berhasil menemukan jawaban yang menjawab semuanya.

"Nah, kalo kalian sudah angkat tangan trus ditangkap sama Pak Polisi, kalian ngapain?" tanya Pak Yai.

"Ya kan terserah Pak Polisinya Pak Yai, kan mereka yang nangkap.." jawab Jono yang masih tidak mengerti maksud dari Pak Yai.

"Kenapa kok ngikut aja ndak pake mikir?" tanya Pak Yai balik.

"Ya kan udah pasrah, ketangkap basah." jawab Sugem yang sedari tadi ikut menyimak sedikit paham.

"Nah, kan sama saja. Setelah takbir hingga selesai ikut saja ndak pake dipikir kenapa. Kan terserah bagaimanapun gerakan yang diperintah Allah SWT.." jelas Pak Yai.

"Oalah gitu, nggeh paham Yai." jawab mereka bersamaan.

Sontak seisi ruangan pun seolah paham dengan penjelasan dari Kyai Muda tersebut.
Share This :

0 komentar