BLANTERWISDOM101

Ketika Menulis Ditulis

Tuesday, January 14, 2020
ketika menulis ditulis

Mungkin bagi beberapa orang menulis menjadi kebiasaan. Bahkan rasanya tidak enak jika sehari saja tidak menulis. Bagi mereka, menulis menjadi tempat mengikat pikiran yang bebas dan liar.

Ada lagi orang yang menjadikan menulis sebagai kebutuhan. Sebab mereka hidup dengan mendapatkan uang dari menulis. Mau tidak mau untuk bertahan hidup mereka harus mampu untuk menulis dimanapun dan kapanpun.

Bahkan ada juga yang menganggap tulisan adalah tempat merefleksikan diri, tempat yang aman dan bebas untuk berekspresi, tempat berpendapat terhadap suatu isu, tempat curhat, bahkan tempat berbagi dan berdiskusi dengan pembacanya.

Memang tidak mudah bagi seseorang untuk mampu menulis. Bukan sembarang orang yang mampu menulis dengan mudah dan lancar. Beberapa orang sering mengalami kehabisan ide ketika menulis karena tidak terbiasa. Menulis butuh untuk dibiasakan agar pikiran terasah untuk mengolah kata-kata dengan lancar.

Tulisan yang Baik

Terlepas dari semua itu, tulisan yang baik adalah tulisan yang ringan dan mudah dipahami. Terlebih tulisan yang mampu mengubah pikiran pembacanya menjadi lebih baik. Sebab tujuan dari tulisan tidak lain adalah untuk mempengaruhi pembacanya.

Namun, ironi dapat tercipta dari sebuah tulisan. Di masa ini, sebuah tulisan pun dapat diubah untuk tujuan yang buruk. Banyak sekali kabar burung yang tidak jelas dari mana asalnya, menebarkan berita-berita palsu untuk memanipulasi pandangan masyarakat umum. Sehingga fakta sebenarnya menjadi kabur dan sulit diterima.

Tulisan menjadi baik ketika kabar atau isinya bermanfaat, menyebarkan hal positif, serta sesuai dengan fakta. Tetapi tulisan yang buruk berasal dari pikiran penulisnya yang berniat buruk hanya untuk mendapatkan uang bahkan untuk mengadu domba orang lain.

Coba bayangkan saja, jika Anda membuat tulisan yang buruk, kemudian tulisan tersebut disebarluaskan lalu dibaca oleh orang lain dan orang tersebut percaya dengan tulisan tersebut, maka selamat! Anda sudah berhasil menyebarkan keburukan dari tulisan Anda.

Beberapa orang memang tidak memikirkan dampak dari tulisan yang dibuatnya. Tak peduli apakah pembacanya berubah menjadi baik atau justru semakin buruk setelah membaca.

Sebagai penulis, kita harus ingat tujuan awal kita menulis sebab sebuah perbuatan atau amal tergantung dengan niat. Jika niat baik, maka kebaikanlah yang akan muncul, pun sebaliknya jika niat berbuat buruk, maka keburukanlah yang akan tercipta.

Ingatlah! Menulis itu Pasti Ditulis

Dalam ajaran Islam, kita pasti mengenal dua sosok malikat yang selalu mencatat atau menulis segala amal perbuatan manusia. Malaikat Raqib yang menulis amal perbuatan baik, dan malaikat Atid yang menulis perbuatan buruk.

Segala amal perbuatan pasti ditulis oleh kedua malaikat itu dalam buku amal perbuatan kita. Mereka menulis dengan sedetail-detailnya tanpa ada yang terlewat.

Jika seorang penulis membuat tulisan yang baik, maka setiap orang yang membacanya kemudian berubah menjadi lebih baik kemudian melakukan kebaikan lainnya, akan dicatat oleh malaikat sebagai sebuah kebaikan bagi penulis. Kebaikan akan terus mengalir kepada penulis selama masih ada orang yang berubah menjadi baik karena tulisannya.

Sebaliknya, jika seorang penulis membuat tulisan yang buruk dengan niat yang buruk, maka setiap orang yang berubah menjadi buruk dan melakukan keburukan lainnya, akan dicatat oleh malaikat sebagai keburukan bagi penulisnya. Kerusakan akan terus terjadi keburukan tidak berhenti mengalir kepadanya jika masih ada keburukan yang tercipta dari tulisannya.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menulis. Sebab di setiap kata yang kita tulis, akan ditulis oleh malaikat dan akan dipertanggung jawabkan di hari kiamat kelak.

Apalagi di masa ini, seseorang dapat dengan mudahnya menulis komentar terhadap sebuah peristiwa melalui media sosial. Kemudian komentar tersebut dapat dilihat oleh seluruh orang di dunia. Tanpa sadar mereka membuat jejak-jejak di dunia maya dengan ikut berkomentar.

Jika salah komentar saja, orang lain dapat mudah membully Anda. Kemudian terjadilah saling mengejek satu sama lain. Sehingga saat ini pun pepatah "Jempolmu Harimaumu" sudah dapat terlihat dimana-mana. Oleh karena itu, pikirkan ribuan kali ketika akan menulis komentar di media sosial.

Sementara itu hanyalah akibat yang ada di dunia, belum lagi dengan balasan di akhirat. Di hari itu dimana keadilan Allah ditegakkan, seseorang dapat menuntut orang yang pernah menyakitinya hingga sesuai dengan keinginannya. Bahkan dalam riwayat Allah mengabulkan jika dosa orang yang disakiti dibebankan kepada orang yang menyakitinya. Sangat mengerikan kan? Semoga kita tidak termasuk orang yang merugi.

Pentingnya Menjaga Nurani dalam Menulis

Tak ada salahnya bagi kita untuk mengikuti hati nurani ketika menulis. Manusia dibekali dengan hawa nafsu, akal pikiran, dan hati nurani. Jika manusia mengikuti hawa nafsu untuk berbuat maksiat atau berbuat salah, maka saat itu hati nurani akan merasakan bahwa perbuatan yang dilakukan adalah salah.

Jika kita sadar akan peringatan dari nurani, maka kita akan terselamatkan dari perbuatan yang salah dalam menulis. Sebab nurani menjadi alarm bagi kita ketika melakukan hal yang salah.

Nurani harus dijaga, tanpa nurani tulisan yang dibuat akan berjalan begitu saja tanpa memikirkan dampak yang akan muncul. Menjaga nurani berarti menjaga kebenaran, sebab nuranilah yang mengarahkan kita kepada hal yang baik dan benar. Memang kebenaran itu susah untuk dijaga, bahkan Rasulullah SAW pun sudah mengingatkan kita untuk selalu mengatakan yang benar walaupun sakit adanya.

Tidak hanya dalam perkataan, tetapi tulisan juga. Meskipun menulis lebih mudah dibandingkan menjalankannya, setidaknya setiap tulisan yang dibuat dapat menjadi refleksi diri atau pengingat diri untuk berubah lebih baik.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap menjaga nurani dalam menulis, dengan merendahkan nafsu untuk kebutuhan duniawi dan mengejar kebutuhan ukhrawi. Tulisan terjaga, derajat kita di mata Allah SWT pun terjaga.

Penutup

Setiap dari kita tidak akan terlepas dari tulisan, sebab segala perbuatan yang kita lakukan di dunia pun telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Manusia pun dapat menulis, hanya saja tulisan manusia dapat membawa manfaat juga dapat membawa mudharat (keburukan).

Tulisan yang baik adalah tulisan yang membawa kebaikan bagi orang lain, mampu mempengaruhi orang lain untuk berbuat baik. Sedangkan sebaliknya, tulisan yang membawa keburukan adalah tulisan yang berisi keburukan serta membuat orang lain berlaku buruk.

Hal itu terjadi karena tulisan tersebut dibuat tanpa mempedulikan hati nurani. Sebab hati nuranilah yang menjaga perbuatan seseorang dari keburukan. Tanpa nurani, manusia dapat dengan mudah untuk mengikuti hawa nafsunya untuk berbuat maksiat.

Di lain sisi, manusia pun diikuti dengan tulisan amal perbuatan mereka yang ditulis oleh malaikat Raqib dan Atid. Tulisan itulah yang menjadi pertanggung jawaban kita dihadapan Allah SWT kelak.

Celakalah bagi orang yang tidak mampu menjaga amal perbuatannya, mengikuti hawa nafsunya untuk kebutuhan duniawi. Yang perlu kita ingat bersama adalah kita harus menjaga amal perbuatan kita, menjaga nurani kita dalam berbuat baik untuk meraih ridho Allah SWT.
Share This :

0 komentar